Batanghari – Kawasan Tembesi di Provinsi Jambi menyimpan segudang bukti sejarah yang sayangnya luput dari perhatian pemerintah. Padahal, daerah ini merupakan salah satu situs penting peninggalan masa lalu, mulai dari era Hindu-Buddha hingga Kesultanan Jambi.
Situs Sejarah yang Terabaikan
Tembesi dikenal sebagai pusat peradaban kuno dengan temuan arkeologis seperti prasasti, makam kuno, dan struktur bangunan dari abad ke-7 hingga ke-18. Beberapa penemuan penting antara lain:
1. Prasasti Tembesi yang diduga berkaitan dengan Kerajaan Melayu Kuno.
2. Makam Raja-Raja Jambi dari masa Kesultanan Jambi.
3. Fragmen Keramik dan Artefak yang menunjukkan aktivitas perdagangan masa lampau.
Namun, kondisi situs-situs ini memprihatinkan. Banyak benda bersejarah terbengkalai, bahkan beberapa hilang akibat penjarahan atau tertimbun pembangunan modern.
Minimnya Upaya Pelestarian
Masyarakat setempat mengeluh kurangnya peran pemerintah dalam melindungi warisan budaya ini. Tidak ada upaya serius untuk melakukan pemetaan arkeologis, restorasi, atau promosi wisata. Akibatnya, potensi Tembesi sebagai destinasi sejarah dan edukasi tidak tergarap optimal.
“Kami sering menemukan pecahan keramik atau batu bertulis saat berkebun, tetapi tidak tahu harus melaporkan ke mana,” ujar seorang warga.
Harapan Masyarakat
Sejarawan dan aktivis budaya mendorong pemerintah untuk:
– Melakukan pendokumentasian dan pengamanan situs.
– Membangun museum atau pusat informasi.
– Memasukkan Tembesi dalam peta wisata budaya Jambi.
Dengan upaya ini, Tembesi bisa menjadi jendela sejarah yang memperkaya khazanah budaya Indonesia, alih-alih terus terkubur dalam ketidakpedulian.
—